This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Thursday 4 June 2015

Bilik Hitung Improved Neubauer

Walaupun sudah tidak kuliah dan masih belum bekerja, tapi belajar terus berlanjut. Adanya blog ini mendorongku untuk tetap belajar. Blog tidak akan ada artinya bila tidak ada posting-an, Mau posting harus ada bahan, agar dapat bahan postingan ya harus baca, membaca adalah salah satu cara belajar ya kan ?.Moga-moga aja ada yang nyangkut di otak,amiin….
Materi belajar hari ini adalah ‘Bilik Hitung
Gambar : Bilik Hitung 'Tanda Panah' (sumber:http://akdarbakin.wordpress.com/2011/05/31/jumlah-lekosit/)
Dalam laboratorium klinik Bilik Hitung adalah alat yang berguna untuk menghitung sel darah. Saat digunakan untuk pemeriksaan hitung sel darah,bilik hitung harus di beri kaca penutup ’Deck glass’.
Ada beberapa jenis bilik hitung tapi yang sebaiknya digunakan adalah bilik hitung yang menggunakan garis bagi ‘Improved Neubauer’.
Gambar: Garis Bagi pada Bilik Hitung Improved Neubauer (sumber:http://www.sodiycxacun.web.id/2010/08/cara-pemeriksaan-hitung-jumlah-leukosit.html#axzz1dBbsTo8C)
Pada bilik hitung ‘Improved Neubauer’ luas seluruh bidang adalah 9 mmdan bidang ini dibagi menjadi 9 ‘Bidang Besar’ yang masing-masing bidang memiliki luas 1 mm. Bidang Besar di bagi menjadi 16 ‘Bidang Sedang’,yang luasnya masing-masing ¼ x ¼ mm2. Bidang besar yang letaknya ditengah–tengah pembagiannya berbeda, yaitu di bagi menjadi 25 bidang,luas masing bidang 1/5 x 1/5 mm2 dan bidang itu dibagi lagi menjadi 16 bidang kecil. Dengan demikian jumlah seluruh bidang kecil itu seluruhnya 400 buah dengan luas 1/20 x 1/20 mm.
Tinggi Bilik hitung, yaitu jarak antara permukaan yang bergaris dengan kaca penutup yang terpasang adalah 1/10 mm.
Maka Volume ditiap-tiap bidang sebagai berikut:
1 bidang kecil = 1/20 x 1/20 x 1/10 = 1/4000 mm3
1 bidang sedang = 1/4 x 1/4 x 1/10 = 1/160 mm3
1 bidang besar = 1 x 1 x 1/10 = 1/10 mm3
Volume seluruh bidang = 3 x 3 x 1/10 = 0.9 mm3
Volume bidang untuk pemeriksaan jumlah sel darah:
-Pemeriksaan Jumlah Leukosit (4 bidang besar)
1 x 1 x 1/10 x 4 = 0.4 mm3
-Pemeriksaan jumlah eritrosit (5 bidang ditengah)
1/5 x 1/5 x 1/10 x 5 =0,02 mm3
-Pemeriksaan jumlah trombosit (10 bidang ditengah)
1/5 x 1/5 x 1/10 x 10=0.04 mm3
Untuk menghitung jumlah sel eosinofil dalam darah sering digunakan bilik hitung yang volumenya yang lebih besar, yaitu bilik hitung “Fuch-Rosental”. Ukuran seluruh bidang dibagi 4 mm x 4 mm, dengan tinggi 2/10 mm,sedangkan garis-garisnya berlainan lagi.
Referensi: Penuntun Laboratorium Klinik (Ganda Soebrata).


:santovi
Share:

Pemeriksaan Laboratorium Retikulosit


 
Gambar Retikulosit dalam Pewarnaan BCB
(Atlas  Hematologi Krzysztof Lewandowski, MD dan Andrzej Hellmann, MD)
Retikulosit adalah sel darah merah yang masih terdapat pecahan inti (RNA, organela, dan mitokondria) yang berbentuk seperti jala. Retikulosit berukuran lebih besar dari eritrosit dan berwarna lebih biru. Ciri-ciri Morfologi : Ukuran : 8 - 12 mm, Bentuk: bulat, Warna sitoplasma: pucat,Granularitas:granul tunggal atau multipel, pekat,lembayung, Bentuk inti: tidak ada, Distribusi dalam darah: 0.5 - 1.5 % dari jumlah eritrosit

Metode           : Supravital staining
Prinsip            :
Ke dalm darah dimana sel-sel darah dalam keadaan hidup ditambahkan larutan BCB selam beberapa menit. Kemudian dibuat sediaan apus tipis dan dihitung sel-sel retikulosit secara mikroskopik. Prosentase retikulosit ditentukan terhadap sejumlah eritrosit.
Reagensia      :
Larutan Brillian Cresyl Blue (BCB)
-        New Methylen Blue    1 gram
-        Larutan Citras Saline  100 ml
Larutan Citras Saline berisi campuran : Natrium Citrate 30 g/L 1 bagian dan NaCl 9 g/L 4 bagian.
Alat-alat          :
-       Objek glass
-       Tabung reaksi
-       Pipet 100 µL dan 50 µL
-       Mikroskop
-       Cell counter

Spesimen       : Darah EDTA
Cara kerja      :
1.    100 µL darah dimasukkan dalam tabung reaksi ditambah 50 µL larutan BCB, dicampur hingga homogen, didiamkan selama 15-20 menit
2.    Campur dibuat sediaan apus tipis pada obyek glass dan dibiarkan mongering diudara.
3.    Menghitung jumlah retikulosit secara mikroskopik dengan perbesaran kuat (100X).
Perhitungan   :
1.    Jumlah retikulosit dihitung dalam 1000 sel eritrosit
2.    Prosentase retikulosit dihitung dengan rumus :
 = N/1000 X 100%                       
Nilai normal   : 0,5 – 1,5 %

Interpretasi Hasil :
Peningkatan jumlah retikulosit yang disertai kadar HB normal mengindikasikan adanya penghancuran atau penghilangan eritrosit berlebihan yang diimbangi dengan peningkatan sum-sum tulang. Peningkatan retikulosit disertai dengan kadar HB yang rendah menunjukkan bahwa respon tuubuh terhadap anemia tidak adekuat. Penyakit yang disertai peningkatan jumlah retikulosit antara lain anemia hemolitik, anemia sel sabit, talasemia mayor, leukimia, eritroblastik feotalis, HBC dan D positif, kehamilan, dan kondisi paska pendarahan berat.

Penurunan jumlah retikulosit yang seharusnya tinggi terjadi pada krisis aplastik yaitu kejadian dimana destruksi eritrosit tetap berlangsung sementara produksi eritrosi terhenti, misalnya pada anemia hemolitik kronis karena HBS, anemia pernisiosa, anemia defisiensi asam folat, anemia aplastik, terapi radiasi, hipofungsi andenocortical, hipofungsi hipofise anterior, dan sirosis hati.

Resferensi :
Sutedjo, AY. 2006.Mengenal Penyakit Melalui Pemeriksaan Laboratorium. Yogyakarta:Amara Books.
Atlas  Hematologi Krzysztof Lewandowski, MD dan Andrzej Hellmann, MD


:sanntovi
Share:

Pemeriksaan Kadar Gula Darah dengan Photometer

Pemeriksaan Kadar Gula Darah dengan Photometer,Pemeriksaan Kadar Gula Darah bertujuan untuk mendiagnosis Penyakit Diabetes Melitus. Penyakit Diabetes Melitus dapat diartikan individu yang volume unrine nya mengandung Kadar Gula Tinggi. Diabetes Melitus adalah Penyakit Hiperglikemia (Kadar Gula Darah yang Tinggi) yang ditandai ketiadaan absolut insulin atau penurunan insensitivitas sel terhadapat insulin. Kadar Gula darah diukur setelah puasa 12 jam (GDP) dan 2 jam setelah makan (PP) menggunakan serum atau plasma darah.  
Metode           : Glucose GOD-PAP
b.    Tujuan                        :
Umtuk penentuan in vitro secara kualitatif kadar glukosa dalam serum dan plasma darah secara enzimatis.
c.    Prinsip                        :
Test kolorimetris enzimatis berdasarkan reaksi Trinder :
Glucose + O2 + H2O         -----     Glucose Oxidase +H2O
2H2O2 + phenole +4 – amino – antipyrine         -------        red chinonimin+4H2O
d.    Alat                 :
1)    Photometer
2)    Kapas alkohol
3)    Torniquet
4)    Spuit 3 ml
5)    Plester
e.    Bahan             : serum atau plasma
f.     Reagen
1)    Reagen warna
Phosphate buffer (pH 7,5)
Phenol
4-aminoantripirin
Glukose oksidase
Peroxidase
250 mmol/L
5 mmol/L
0,5 mmol/L
>10 kµ/L
>1 kµ/L

2)    Larutan Standart
g.    Cara kerja      :
1)    Melakukan sampling darah vena
2)    Masukkan darah ke dalam tabung reaksi, kemudian diamkan 15 – 30 menit.
3)    Sentrifuge darah selama 5 menit 3500 rpm.
4)    Menambahkan serum sebanyak 20 µL ditambah reagen sebanyak 1000 ÂµL pada tabung reaksi, inkubasi 10 menit pada suhu 370 C.
5)    Potometer dinyalakan ,kemudian selang dipasang.
6)    Tekan PENGUKURAN DENGAN METODE yang tertera pada layar
7)    Pilih kode untuk pengukuran kadar glukosa.
8)    Tekan CUCI, kemudian masukan selang penghisap pada tabung reaksi yang berisi aquadest dan tekan tombol yang berada di belakang selang, aquadestakan diserap ke dalam selang.
9)    Masukan selang penghisap pada tabung reaksi yang berisi sampel kemudian tekan tombol yang berada di belakang selang, sampel akan diserap ke dalam selang hingga habis.
10) Hasilnya akan keluar pada layar.
h.    Kadar Gula Darah Normal
Kadar Gula Darah Puasa     : 70 – 110 mg/dl
Kadar  Gula Darah  2 jam PP : < 140 mg/dl           
Referensi :
Buku Saku Patofisiologi- Elizabet J Corwin

:santovi
Share:

PROSEDUR PEMERIKSAAN KADAR Cu AIR

METODE : Dietil Dithiokarbamat
DASAR TEORI
Pada proses pembubuhan CuSO4 dalam air kolam renang dengan tujuan menghambat pertumbuhan lumut dalam air,Cu merupakan logam berat yang berbahaya bila kadarnya melebihi Nilai ambang batas ,juga penambahan
Garam Cu digunakan dalam air sebagai sistem tambahan untuk mengontrol pertumbuhan biologi dalam air/waduk dan pipa untuk mengkatalisa oksidase Mn.
Korosi tembaga berisi logam campuran P, yang berasal dari alat-alat pipa yang mungkin mengandung sejumlah tembaga dalam air tersebut.
Tembaga penting untuk manusia, kebutuhan tembaga pada orang dewasa perhari kira-kira 2,0 mg.
Kadar maksimum yang dianjurkan adalah 0,05 mg/l
Kadar maksimum yang diperbolehkan adalah 1,5 mg/l
PRINSIP
Ion Cu dengan Dinatrium Diethil Dithiokarbonat membentuk persenyawaan kompleks koloidal berwarna coklat kekuningan. Tetapi bila kadar Cu tinggi koloid akan menjadi kekeruhan (warna yang terjadi dibaca dengan secara visual).
Pembacaan setelah 5 menit tetapi kurang dari satu jam, warna yang terjadi sama dalam suasana sedikit asam, netral ataupun alkalis. Dalam tabung Nessler dapat terdeteksi minimum 0,005 mg/l.
Reaksi : 2 Na (C2 H5)2 NCS2N + Cn2+ → 2 Na + {(C2H5)2 NCS2}Cn berbentuk kompleks.
CARA KERJA
1. Membuat standar Cu dengan berbagai konsentrasi (0; 0, 05; 0,1; 1; 1,5) dalam 100 ml aquades.
2. Disiapkan 7 buah tabung Nessler masing-masing 5 buah untuk standar, 1 buah untuk pemeriksaan dan 1 buah untuk blanko.
Sampel
Standar
Blanko
Sampel
100 ml
-
-
Aquades
100 ml
100 ml
Na Diethil Dithiokarbonat
5 ml
5 ml
5 ml
Standar Cu
-
0,1; 0,2; 0,3; 0,4; 0,5 ml
-
NH 4OH5N
5 ml
5 ml
5 ml
3. Dicampur sampai homogen dan ditunggu 5 menit agar reaksi yang terjadi sempurna.
4. Bandingkan sampel dengan standar hingga derajad warnanya sama.
Konsentrasi standar yang derajat warnanya sama dengan sampel :
PERHITUNGAN
Kadar Cu
1000/Vol Sampel x vol standar x konsentrasi standar x 1 mg/L

vol standar x konsentrasi standar x 1 mg/L


:santovi
Share:

Definition List

Unordered List

Support